LAPORAN
METODE
PENELITIAN KUALITATIF
PERSEPSI DAN
PERILAKU MEROKOK
DI KALANGAN
SISWA SMU
Hana Tiberias
JADWAL KULIAH :
DOSEN :
UNIVERSITAS XXXXXXXX
FAKULTAS
PSIKOLOGI
2012
DAFTAR
ISI
1.
Bab
I Pendahuluan
1.1.
Latar
belakang......................................................................
1.2.
Masalah
dan fokus penelitian...............................................
1.3.
Tujuan
Penelitian.................................................................
2.
Bab
II Kajian Teori
2.1.
Pengertian
persepsi...............................................................
2.2.
Konsep
perilaku....................................................................
2.3.
Tipe
perilaku merokok..........................................................
2.4.
Hal-hal
yang menyebabkan perilaku merokok.........................
3.
Bab
III Metodologi Penelitian
3.1.
Pendekatan
penelitian...........................................................
3.2.
Lokasi
penelitian...................................................................
3.3.
Informan...............................................................................
3.4.
Tekhnik
Pengumpulan data..................................................
3.5.
Tekhnik
menjamin keabsahan data.......................................
3.6.
Tekhnik
analisis data............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajar
adalah aset suatu bangsa yang perlu dididik menjadi manusia yang berkualitas
secara jasmani dan rohani. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada
generasi penerusnya. Jika generasinya memiliki kebobrokan moral dan perilaku, maka
bisa dipastikan bangsa tersebut di ambang kemunduran. Kebobrokan moral dan
perilaku inilah yang menjadi masalah terbesar di saat ini kebobrokan atau
perilaku menyimpang yang langka lagi, seperti tawuran, narkoba, free sex,
sering berkunjung ke diskotik sudah tidak menjadi pandangan aneh lagi di mata
kita.
Salah
satu perilaku yang sangat merusak generasi muda saat ini adalah perilaku
merokok efek dari rokok/tembakau dapat memberi stimulasi depresi ringan,
gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan psikomotor
(Roan, Ilmu Kedokteran Jiwa, Psikiatri, 1979 : 33). Tidak hanya itu, merokok
juga menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyumbatan pembuluh
darah dan lain-lain. Hal ini sangat membahayakan sekali bagi semua pihak
terutama pelajar sebagai penerus. Bagaimana mungkin akan terbentuk generasi
yang berkualitas, sementara mereka telah terbius oleh efek negatif dari
rokok/tembakau.
Oleh
karena itu peneliti ingin mengetahui persepsi dan perilaku merokok di kalangan siswa
SMA. Hal ini karena siswa SMAN 9 Bekasi di dominasi laki-laki oleh laki-laki
yang merupakan konsumen rokok paling utama. Dengan demikian akan dapat di
ketahui bagaimana persepsi dan perilaku merokok di kalangan pelajar serta
hal-hal yang menyebabkannya. Dengan demikian akan dapat dicari suatu solusi
untuk menghindari terjadinya perilaku merokok ini di kalangan remaja.
B. Masalah dan Fokus Penelitian
1. Masalah
Selain
merusak kesehatan merokok juga dapat menyebabkan penurunan daya tangkap,
tingkah laku dan psikomotor seseorang. Hal ini tentu sangat membahayakan bagi
pelajar, karena mereka merupakan generasi penerus yang masih dalam proses
pencarian ilmu pengetahuan. Bagaimana mungkin pelajaran dapat diserap dengan
baik, sementara daya tangkap berkurang, dan kreativitas menurun, serta pola
berpikir pelajar yang sudah menuju penyimpangan.
2.
Fokus Penelitian
SMA
(Sekolah Menengah Atas) merupakan sekolah yang rata-rata di dominasi oleh
pelajar laki-laki. Mereka sangat rentan terhadap rokok. Sangat menarik untuk
mengetahui persepsi dan perilaku merokok mereka. dengan demikian hal-hal yang
menyebabkan perilaku merokok tersebut dapat diketahui.
3.
Pertanyaan
Penelitian
1.
Bagaimana
persepsi pelajar SMA terhadap merokok?
2.
Bagaimana
perilaku merokok di kalangan pelajar SMA ?
3.
Hal-hal
apa yang menyebabkan mereka merokok ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui persepsi dan perilaku merokok di kalangan
pelajar SMA. Selain itu juga untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan perilaku
itu terjadi di kalangan mereka.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Persepsi
Kata
persepsi memiliki beberapa makna, berikut dikemukakan beberapa pengertian
tentang persepsi. Sarwono (1997 : 94) mengungkapkan bahwa “persepsi dalam
pengertoam psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat
untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan )penglihatan,
pendengaran, perabaan, dan sebagainya)”. Persepsi merupakan suatu proses yang
terjadi pada seseorang yaitu proses memahami atau memberi makna terhadap setiap
informasi yang diterima oleh seseorang melalui alat indra, dan selanjutnya
seseorang mempersepsi atau memahami informasi yang mereka terima. Berkaitan
dengan pengertian persepsi, Gibson (dalam Andrewm 1983, 75) mengungkapkan “perception is a proses by which the brain
selects, organize and interprets the sensation”. Penjelasan ini menunjukkan
bahwa fungsi dari persepsi adalah untuk membantu orang memahami setiap
informasi yang datang dari luar melalui indera secara logis dan teratur.
B.
Konsep
Perilaku
Dalam
kamus bahasa Indonesia Depdikbud (1997) perilaku adalah tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Tanggapan atau reaksi tersebut
diwujudkan dalam bentuk kegiatan, perbuatan atau tindakan yang bertujuan sesuai
dengan sifat rangsangan itu sendiri. Berarti perilaku adalah suatu respon yang
merupakan akibat dari adanya rangsangan sebagai penyebab.
Menurut
Thorndike (dalam rakhmat, 1993)
perilaku adalah hasil pengalaman. Perilaku digerakkan oleh kebutuhan untuk
memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Adanya stimulus (S) akan
menimbulkan suatu respon (R) tertentu. Intensitas hubungannya akan menjadi kuat
manakala diikuti suasana yang menyenangkan atau sebaliknya.
Menurut
Ross (dalam Rakhmat, 1993) menyatakan bahwa faktor situasional atau faktor
lingkungan yang paling berperan dalam perkembangan perilaku individu.
Menurut
Sampson (dalam rakhmat, 1993) menyimpulkan bahwa interaksi kedua faktor yaitu
personal dan lingkunganlah yang mempengaruhi perilaku. Hal ini sesuai dengan
pendapat Jung (dalam Efendi, 1985)
bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku, yaitu : faktor pembawaan (heredity) dan faktor lingkungan (environment).
C. Tipe Perilaku Merokok
Berdasarkan
Management of affect theory, Silvan Tomkins (dalam Al Bachri, 1991) ada 4
tipe perokok yaitu :
I.
Tipe
perokok yang dipengaruhi oleh perasaan
positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
Green (dalam Psychological Factor In Smoking ; 1978)
menambahkan ada 3 sub tipe ini :
i.
Pleasure
relaxation perilaku
merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat,
misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
ii.
Stimulation to
pick them up. Perilaku
merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan
iii.
Pleasure of
handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok,
sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk
mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan beberapa
menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk Memainkan rokoknya
dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
II.
Perilaku
merokok yang dipengaruhi oleh perasaan
negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan
negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga
terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak
III.
Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagaipsychological
Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang
digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam
sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia
menginginkannya.
IV.
Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang
tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya
bila rokok yang terdahulu benar-benar habis.
D. Hal-hal yang menyebabkan perilaku merokok
I.
Pengaruh Orang Tua
Salah
satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak
bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding
anak-anak muda yang berasal dari lingkunga rumah tangga yang bahagia (Baer
& Corado dalam Atkinson, Pengantar Psikologi, 1999:294). Remaja yang
berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama
dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan
rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan
penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling
kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu
sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk
mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal
dengan satu orang tua (single parent).
Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok
daripada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al
bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).
II.
Pengaruh Teman
Berbagai
fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari
fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu
atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al
Bachro, 1991).
III.
Faktor Kepribadian
Orang mencoba
untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa
sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat predikitif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok)
adalah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
IV.
Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali
terpacu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari
Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengginakan pendekatan
kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan kajian persepsi dan perilaku pelajar
tentang merokok. Hal ini senada dengan pendapat Abizar (1999) yang menyatakan
bahwa tujuan utama penelitian kualitatif adalah menentukan makna dibalik
tingkah laku lahiriah manusia sebagai anggota masyarakat dimana masalah
fenomenologis merupakan salah satu basis bagi penelitian kualitatif.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Bekasi.
Dimana jumlah mayoritas tertinggi pelajarnya adalah laki-laki.
C.
Informan
Di dalam penelitian ini, peneliti merupakan
instrument kunci yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk
itu penulis secara individu akan turun ke tengah-tengah masyarakat guna
memperoleh data dari informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive yaitu atas dasar apa yang kita
ketahui tentang variasi-variasi yang ada
(Sanapiah, 1990). Adapun yang menjadi informan adalah pelajar SMA iru sendiri
yang sukarela memberikan informasi
Penentuan informan di atas didasarkan apda
pendapat Spradley dalam Sanapiah
(1990) yang menyatakan bahwa informan adalah mereka yang terlibat langsung
dalam aktivitas yang menjadi objek perhatian.
D.
Tekhnik Pengumpulan data
Selanjutnya kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengikuti pola yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992), yakni melalui :
1). Wawancara,
2). Observasi,
3). Studi dokumentasi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
jenis wawancara dengan pedoman umum dimana peneliti dilengkapi dengan panduan
wawancara yang sangat umum yang hanya akan mencantumkan isu-isu yang harus
diteliti tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk
pertanyaan eksplisit. Peneliti juga akan menggunakan model pertanyaan open question dan close question di dalamnya. Peneliti juga menyertakan metode
wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang konvensasional yang
informal, dimana proses wawancara ini didasarkan penuh pada perkembangan
pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan jenis observasi non partisipan, peneliti
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dari perspektif
merekam yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
E. Tekhnik Menjamin Keabsahan Data
Pemeriksaan
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tekhnik yang
dikemukakan oleh Maleong, (2001), yaitu :
I.
Perpanjangan
keikutsertaan
II.
Ketekunan
pengamatan
III. Triangulasi
Metode
yag digunakan dalam triangulasi ini antara lain :
a.
Membandingkan
data hasil pengamatan dengan wawancara
b.
Membandingkan
persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain
c.
Membandingkan
data dokumentasi dengan wawancara
d.
Melakukan
perbandingan dengan teman sejawat
e.
Membandingkan
hasil temuan dengan teori
IV. Pemeriksaan
teman sejawat melalui diskusi
Teknik ini
dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara dalam bentuk diskusi dengan
pembimbing, penguji, dan teman sejawat.
F. Tekhnik Analisis Data
Tekhnik analisis
data dalam penelitian ini akan menggunakan metode-metode seperti yang dikemukakan
oleh Miles dan Huberman (1992) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
I.
Reduksi
data
II.
Penyajian
data
III.
Menarik
kesimpulan
IV.
Verifikasi
VERIFIKASI
Reduksi
data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses pemilihan,
pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam
bentuk matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari
data kasar yang diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta
penentuan data kasar yang masuk akan dilakukan berdasarkan kasus atau topik
bahasan. Selanjutnya dari data yang terdapat disusun dalam matriks tersebut,
kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang dideskripsikan secara normatif.
DAFTAR PUSTAKA
Abizar, Agus I, Chatlinas S (1999). Buku Panduan Penulisan Tesis. Padang :
PPs
Ahmad, R (1998). Psikologi Umum. Jakarta ; Rika Cipta
Efendi, O.U (1985). Psikologi Management. Bandung ; Alumni
Muhammad Iqbal. Persepsi siswa terhadap Karier dan Pelaksanaan Bimbingan Karier di
Sekolah Menengah Umum (SMU) 2 Sungai Penuh Kabupaten Kerinci. Tesis. 2004
Web Forum Upi. Remaja dan Rokok. Indexs.php.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar