Sabtu, 19 Mei 2012

PERSEPSI DAN PERILAKU MEROKOK DI KALANGAN SISWA SMU


LAPORAN
METODE PENELITIAN KUALITATIF

PERSEPSI DAN PERILAKU MEROKOK
DI KALANGAN SISWA SMU



Hana Tiberias


JADWAL KULIAH        :
DOSEN                           :


UNIVERSITAS XXXXXXXX
FAKULTAS PSIKOLOGI
2012


















DAFTAR ISI


1.   Bab I Pendahuluan

1.1.                    Latar belakang......................................................................
1.2.                    Masalah dan fokus penelitian...............................................
1.3.                    Tujuan Penelitian.................................................................

2.   Bab II Kajian Teori

2.1.                    Pengertian persepsi...............................................................
2.2.                    Konsep perilaku....................................................................
2.3.                    Tipe perilaku merokok..........................................................
2.4.                    Hal-hal yang menyebabkan perilaku merokok.........................

3.   Bab III Metodologi Penelitian

3.1.                    Pendekatan penelitian...........................................................
3.2.                    Lokasi penelitian...................................................................
3.3.                    Informan...............................................................................
3.4.                    Tekhnik Pengumpulan data..................................................
3.5.                    Tekhnik menjamin keabsahan data.......................................
3.6.                    Tekhnik analisis data............................................................
























BAB I

PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang


Pelajar adalah aset suatu bangsa yang perlu dididik menjadi manusia yang berkualitas secara jasmani dan rohani. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada generasi penerusnya. Jika generasinya memiliki kebobrokan moral dan perilaku, maka bisa dipastikan bangsa tersebut di ambang kemunduran. Kebobrokan moral dan perilaku inilah yang menjadi masalah terbesar di saat ini kebobrokan atau perilaku menyimpang yang langka lagi, seperti tawuran, narkoba, free sex, sering berkunjung ke diskotik sudah tidak menjadi pandangan aneh lagi di mata kita.


Salah satu perilaku yang sangat merusak generasi muda saat ini adalah perilaku merokok efek dari rokok/tembakau dapat memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan psikomotor (Roan, Ilmu Kedokteran Jiwa, Psikiatri, 1979 : 33). Tidak hanya itu, merokok juga menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain. Hal ini sangat membahayakan sekali bagi semua pihak terutama pelajar sebagai penerus. Bagaimana mungkin akan terbentuk generasi yang berkualitas, sementara mereka telah terbius oleh efek negatif dari rokok/tembakau.


Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui persepsi dan perilaku merokok di kalangan siswa SMA. Hal ini karena siswa SMAN 9 Bekasi di dominasi laki-laki oleh laki-laki yang merupakan konsumen rokok paling utama. Dengan demikian akan dapat di ketahui bagaimana persepsi dan perilaku merokok di kalangan pelajar serta hal-hal yang menyebabkannya. Dengan demikian akan dapat dicari suatu solusi untuk menghindari terjadinya perilaku merokok ini di kalangan remaja.


B.   Masalah dan Fokus Penelitian


1.      Masalah

Selain merusak kesehatan merokok juga dapat menyebabkan penurunan daya tangkap, tingkah laku dan psikomotor seseorang. Hal ini tentu sangat membahayakan bagi pelajar, karena mereka merupakan generasi penerus yang masih dalam proses pencarian ilmu pengetahuan. Bagaimana mungkin pelajaran dapat diserap dengan baik, sementara daya tangkap berkurang, dan kreativitas menurun, serta pola berpikir pelajar yang sudah menuju penyimpangan.




2.      Fokus Penelitian

SMA (Sekolah Menengah Atas) merupakan sekolah yang rata-rata di dominasi oleh pelajar laki-laki. Mereka sangat rentan terhadap rokok. Sangat menarik untuk mengetahui persepsi dan perilaku merokok mereka. dengan demikian hal-hal yang menyebabkan perilaku merokok tersebut dapat diketahui.


3.      Pertanyaan Penelitian

1.      Bagaimana persepsi pelajar SMA terhadap merokok?
2.      Bagaimana perilaku merokok di kalangan pelajar SMA ?
3.      Hal-hal apa yang menyebabkan mereka merokok ?


C.    TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi dan perilaku merokok di kalangan pelajar SMA. Selain itu juga untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan perilaku itu terjadi di kalangan mereka.























BAB II

KAJIAN TEORI


A.    Pengertian Persepsi

Kata persepsi memiliki beberapa makna, berikut dikemukakan beberapa pengertian tentang persepsi. Sarwono (1997 : 94) mengungkapkan bahwa “persepsi dalam pengertoam psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan )penglihatan, pendengaran, perabaan, dan sebagainya)”. Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi pada seseorang yaitu proses memahami atau memberi makna terhadap setiap informasi yang diterima oleh seseorang melalui alat indra, dan selanjutnya seseorang mempersepsi atau memahami informasi yang mereka terima. Berkaitan dengan pengertian persepsi, Gibson (dalam Andrewm 1983, 75) mengungkapkan “perception is a proses by which the brain selects, organize and interprets the sensation”. Penjelasan ini menunjukkan bahwa fungsi dari persepsi adalah untuk membantu orang memahami setiap informasi yang datang dari luar melalui indera secara logis dan teratur.


B.   Konsep Perilaku
Dalam kamus bahasa Indonesia Depdikbud (1997) perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Tanggapan atau reaksi tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan, perbuatan atau tindakan yang bertujuan sesuai dengan sifat rangsangan itu sendiri. Berarti perilaku adalah suatu respon yang merupakan akibat dari adanya rangsangan sebagai penyebab.
Menurut Thorndike (dalam rakhmat, 1993) perilaku adalah hasil pengalaman. Perilaku digerakkan oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Adanya stimulus (S) akan menimbulkan suatu respon (R) tertentu. Intensitas hubungannya akan menjadi kuat manakala diikuti suasana yang menyenangkan atau sebaliknya.
Menurut Ross (dalam Rakhmat, 1993) menyatakan bahwa faktor situasional atau faktor lingkungan yang paling berperan dalam perkembangan perilaku individu.
Menurut Sampson (dalam rakhmat, 1993) menyimpulkan bahwa interaksi kedua faktor yaitu personal dan lingkunganlah yang mempengaruhi perilaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Jung (dalam Efendi, 1985) bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku, yaitu : faktor pembawaan (heredity) dan faktor lingkungan (environment).


C.   Tipe Perilaku Merokok

Berdasarkan Management of affect theory, Silvan Tomkins (dalam Al Bachri, 1991) ada 4 tipe perokok yaitu :

                               I.            Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.

Green (dalam Psychological Factor In Smoking ; 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini :

                                                                    i.            Pleasure relaxation perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
                                                                  ii.            Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan
                                                                iii.            Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok, sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk Memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.


                            II.            Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak


                         III.            Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagaipsychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

                         IV.            Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu benar-benar habis.


D.   Hal-hal yang menyebabkan perilaku merokok


I.                   Pengaruh Orang Tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda  yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkunga rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar Psikologi, 1999:294). Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok daripada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).


II.                Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachro, 1991).


III.             Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat predikitif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) adalah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

IV.             Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpacu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).





BAB III

METODOLOGI PENELITIAN



A.   Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengginakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan kajian persepsi dan perilaku pelajar tentang merokok. Hal ini senada dengan pendapat Abizar (1999) yang menyatakan bahwa tujuan utama penelitian kualitatif adalah menentukan makna dibalik tingkah laku lahiriah manusia sebagai anggota masyarakat dimana masalah fenomenologis merupakan salah satu basis bagi penelitian kualitatif.


B.   Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Bekasi. Dimana jumlah mayoritas tertinggi pelajarnya adalah laki-laki.


C.   Informan


Di dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrument kunci yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu penulis secara individu akan turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive yaitu atas dasar apa yang kita ketahui tentang variasi-variasi  yang ada (Sanapiah, 1990). Adapun yang menjadi informan adalah pelajar SMA iru sendiri yang sukarela memberikan informasi

Penentuan informan di atas didasarkan apda pendapat Spradley dalam Sanapiah (1990) yang menyatakan bahwa informan adalah mereka yang terlibat langsung dalam aktivitas yang menjadi objek perhatian.


D.   Tekhnik Pengumpulan data

Selanjutnya kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti pola yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992), yakni melalui :

1). Wawancara,
2). Observasi,
3). Studi dokumentasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis wawancara dengan pedoman umum dimana peneliti dilengkapi dengan panduan wawancara yang sangat umum yang hanya akan mencantumkan isu-isu yang harus diteliti tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Peneliti juga akan menggunakan model pertanyaan open question dan close question di dalamnya. Peneliti juga menyertakan metode wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang konvensasional yang informal, dimana proses wawancara ini didasarkan penuh pada perkembangan pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan jenis observasi non partisipan, peneliti mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dari perspektif merekam yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.



E.   Tekhnik Menjamin Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tekhnik yang dikemukakan oleh Maleong, (2001), yaitu :

I.       Perpanjangan keikutsertaan
II.    Ketekunan pengamatan
III. Triangulasi

Metode yag digunakan dalam triangulasi ini antara lain :
           
a.       Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
b.      Membandingkan persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain
c.       Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara
d.      Melakukan perbandingan dengan teman sejawat
e.       Membandingkan hasil temuan dengan teori

IV. Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara dalam bentuk diskusi dengan pembimbing, penguji, dan teman sejawat.


F.    Tekhnik Analisis Data

Tekhnik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode-metode seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

                               I.            Reduksi data
                            II.            Penyajian data
                         III.            Menarik kesimpulan
                         IV.            Verifikasi

VERIFIKASI

Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses pemilihan, pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk matriks. Format matriks merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar yang diperoleh dari catatan di lapangan. Penyusunan matriks beserta penentuan data kasar yang masuk akan dilakukan berdasarkan kasus atau topik bahasan. Selanjutnya dari data yang terdapat disusun dalam matriks tersebut, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan yang dideskripsikan secara normatif.










































DAFTAR PUSTAKA


Abizar, Agus I, Chatlinas S (1999). Buku Panduan Penulisan Tesis. Padang : PPs

Ahmad, R (1998). Psikologi Umum. Jakarta ; Rika Cipta

Efendi, O.U (1985). Psikologi Management. Bandung ; Alumni

Muhammad Iqbal. Persepsi siswa terhadap Karier dan Pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah Menengah Umum (SMU) 2 Sungai Penuh Kabupaten Kerinci. Tesis. 2004

Web Forum Upi. Remaja dan Rokok. Indexs.php.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar